PANGGUNG TERAPUNG 4 SASTRA KALIMALANG
: Selasa, (15/1) Pukul 09.00 – 23.59
Oleh Irman Syah
SESUATU YANG BARU
akan selalu membius kenyataan dan tatanan, sementara kebaruan itu tidak akan
pernah bertahan lama, selalu berkembang dan akan terus melaju pada kebaruan
berikutnya. Begitulah, kebaruan itu tidak akan pernah berhenti selagi dunia
terkembang dan langit menaungi kesehajaan matahari atau bulan yang
ganti-berganti menjinakkan siang dan malam lewat sinar dan cahaya-Nya.
Kemajuan teknologi,
komunikasi dan ilmu pengetahuan telah menyeragamkan pola berpikir, kebutuhan,
akhlak (tingkah laku), menipiskan budipekerti dalam ukuran nilai kebangsaan.
Hal ini mesti dilawan melalui perilaku hidup yang sesuai dengan kodrat alam
semesta. Maka, kesenianlah corong yang tepat untuk membahasakan kebudayaan dan
seluk-beluk persoalan atas nilai kerakyatan.
Merespon kenyataan
itu, Sastra Kalimalang menyiapkan
program gerakan kebudayaan yang bertajuk Pentas Musik Rakyat. Pertunjukan ini
akan dirangkum ke dalam event spektakuler, PANGGUNG TERAPUNG. Dengan begitu,
Komunitas Sastra Kalimalang tetap setia memantapkan sikapnya untuk mewujudkan
Ruang Publik menjadi Ruang Kultur: ya, sebuah impian peradaban yang mengangkat
harkat hidup orang banyak.
Panggung Terapung
yang diapungkan tiap tiga bulan sekali ini akan membahasakan kerohanian lewat
kacamata kebudayaan. Pentas Musik Rakyat ini menurut rencana akan dihadiri oleh
beberapa tokoh yang bakal mempersembahkan karya, gagasan, atau pokok pikiran
lainnya. Tokoh tersebut, antara lain adalah Anto
Baret, Sutardji Calzoum Bachri, Irman
Syah dan KONG Gontur El Mogas.
Acara ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran rakyat dalam menumbuhkan nilai
kerohanian dan pemahaman serta sumbangsih pikiran tentang Situs Buni di Babelan.
Melalui Panggung
Terapung, rakyat diharapkan mampu membangun kesadaran akan persoalan lewat cara
pandang yang lebih mengakar. Ketidaktepatan pola pikir tentu akan mengakibatkan
perselisihan, lama kelamaan tentu akan menumbuhkan pertikaian. Berdirinya Mall,
Square dan Plaza, atau Pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Batubara akan berubah
magnit yang menyulut gerak hidup rakyat, dan prilaku seakan begitu saja
bergeser ke arah yang tak menentu.
Dalam acara ini juga dilangsungkan peresmian Koperasi
Pedagang Kaki Lima ‘Mulia Sejahtera’. Ikut memeriahkan Panggung Terapung antara
lain, Deavis Sanggar Matahari, KPJ Bekasi, KSGJ (Komunitas Seniman Gedung
Juang) Tambun, De Kassyaf, Paduan Suara Mahasiswa “Soeara Serajoe” Unisma
Bekasi, Teater Korek UNISMA. Kibar Akustik dan tentu pula tak ketinggalan Tuan
Rumah Sastra Kalimalang Akustik. Diharapkan pula kehadiran dan prtisipasi dari
Komunitas Musik, Sastra, Teater dan Seniman beserta Warga masyrakat kalimalang
Bekasi. Dengan begitu, seni menjadi milik bagi semua kalangan. Acara berlangsung
dari pukul 09.00 – 23.59 dimulai dengan bersih-bersih
sepanjang Kalimalang dan Penanaman Pohon
Dengan adanya
komunikasi lewat media kesenian masyarakat tentu akan mulai paham, kemudian
berangsur kembali ke tapakan awal lewat pijakan budaya. Mereka nanti juga akan
bosan sendiri dengan mall, plaza dan segala macam tempat yang serupa. Kerinduan
akan kembali mengajarkan mereka untuk memilih tempat yang berkesesuaian dengan
detak hati: laiknya fungsi taman, tepian mandi, pinggir kali, atau teluk dan pantai
di ujung tanjung. Tari, musik, dan sentuhan pertunjukan lainnya akan memarakkan
kepulangan mereka dan tetap setia mencintai Bumi Pertiwi dengan penuh
ketulusan. **
RoKe'S,
25 September 2012
Komentar
Posting Komentar